
Simak, Begini Cara Mudah Menentukan Jarak Aman saat Berkendara
Kecelakaan beruntun di jalan raya bisa terjadi kapan pun dan di mana pun. Salah satu penyebab utama dari insiden ini adalah kurangnya jarak aman antar kendaraan.
Memang hal semacam ini terlihat sepele, namun saat di jalan raya jarak aman antar kendaraan benar-benar penting. Lantas apa kamu tahu cara menentukan jarak aman? Melansir laman Hyundai, berikut ulasan lengkapnya.
Terkait hal ini, perlu diketahui bahwa ada peraturan yang dinamakan aturan 2 detik. Artinya setiap pengemudi wajib menerapkan selisih jarak 2 detik dengan mobil di depannya.
Untuk mengukur jarak 2 detik pun sangat mudah. Cara pertama adalah menentukan patokan di jalan, seperti tiang lampu.
Kemudian Otolovers tinggal melihat tiang lampu tersebut. Jika mobil di depan telah melewatinya, maka dihitung 2 detik. Alhasil apabila mobil Otolovers telah melewati tiang lampu, maka telah mencapai jarak aman.
Alasan di balik aturan 2 detik ini pun cukup simpel. Dengan jarak tersebut Otolovers bisa memberikan waktu yang cukup untuk merespon mobil yang mengerem mendadak. Jika sampai telat, tentu risiko tabrakan beruntun semakin besar.
Pahami Penyebab dan Cara Antisipasi Overheat Rem Mobil
Selain jarak aman, hal lain yang kerap memicu tabrakan beruntun adalah overheat rem mobil. Biasanya Overheat pada rem mobil terjadi saat mobil dipakai untuk melintasi jalur pegunungan, yang didominasi kontur jalan yang menanjak dan menurun.
Penyebabnya adalah akibat penggunaan yang terlampau berat sehingga koefisien geseknya menurun drastis dan tidak mampu menahan putaran cakram atau tromol rem.
4 dari 7 Halaman
Melansir Auto2000, kampas rem overheat merupakan salah satu penyebab utama rem mobil blong dimana laju mobil tidak bisa dikurangi dan mengakibatkan kecelakaan saat pengemudi tidak mampu mengendalikannya.
Disebutkan, overheat pada rem ini bukanlah kejadian tiba-tiba. Kondisi ini disebabkan oleh perilaku pengemudi yang hanya mengandalkan rem utama untuk mengatur kecepatan mobil di jalan menurun. Padahal, Anda bisa memanfaatkan efek engine brake dengan cara menurunkan rasio gigi transmisi.
Meski begitu, masih ada bagian lain dari sistem rem yang dapat terkena panas berlebih atau overheat yakni minyak rem. Adanya udara pada sirkulasi minyak rem bisa menyebabkan terjadinya oksidasi dan menghasilkan uap air yang akan menguap saat panas dan membuat tekanan minyak rem menurun sehingga rem gagal bekerja.
Sebab lainnya adalah kualitas minyak rem yang buruk karena terpengaruh suhu atau kadaluwarsa, adanya endapan lumpur di dalam sistem rem, karat di perangkat rem berbahan besi sehingga merusak senyawa kimia minyak rem, serta selang dari bahan karet yang getas sudah tidak fleksibel dan pecah saat menerima tekanan berat.
Cara Mengantisipasi
Untuk mengantisipasi agar overheat rem tidak terjadi ada beberapa hal. Pertama yang bisa dilakukan adalah dari cara memperlakukan rem mobil.
Kemudian, tidak menginjak pedal rem kalau tidak dibutuhkan, hindari memaksa hanya mengandalkan rem utama di jalan menurun dan disarankan memanfaatkan engine brake dengan menurunkan posisi gigi transmisi.
Selain itu, rem tidak dapat bekerja optimal saat hujan turun atau jalan basah. Segera turunkan kecepatan mobil ketika melalui jalan yang basah. Sempatkan beristirahat ketika perjalanan jauh, minimal setiap 3 jam sekali untuk memberikan kesempatan pada sistem rem melepaskan panas.
“Hati-hati rem overheat saat berkendara di jalan pegunungan dan jaga kondisi rem dengan tidak memaksakannya bekerja keras sepanjang waktu,” terang Aftersales Division Head Auto2000, NurImansyah Tara.